ASI: Emas Cair untuk Si Kecil di Pekan ASI Nasional 2025
- Tim Medis Rumah Sakit Lawang Medika
- 21 Jul
- 3 menit membaca

Pekan ASI Nasional kembali hadir sebagai pengingat pentingnya Air Susu Ibu (ASI) bagi tumbuh kembang bayi. Tahun 2025 ini, tema global yang diusung adalah “Invest in Breastfeeding, Invest in the Future” atau “Investasi pada Menyusui, Investasi pada Masa Depan”. Indonesia mengadaptasinya menjadi “Prioritaskan Menyusui: Bangun Sistem Dukungan yang Berkelanjutan”.
ASI bukan sekadar makanan, tetapi “cairan kehidupan” yang kaya nutrisi dan perlindungan bagi bayi. Yuk, kita kupas tuntas seputar ASI, kandungannya, manfaat, hingga cara menyimpan dengan benar!
Apa Itu ASI dan Apa Saja Kandungannya?
ASI adalah cairan yang diproduksi oleh kelenjar payudara ibu setelah melahirkan. Ini adalah makanan terbaik bagi bayi, terutama pada 6 bulan pertama kehidupan (ASI eksklusif). Kandungan ASI sangat lengkap dan mudah dicerna oleh bayi, di antaranya:
Protein (laktalbumin, kasein) → mudah dicerna
Karbohidrat (laktosa) → sumber energi utama
Lemak baik (omega-3 DHA & ARA) → mendukung perkembangan otak dan saraf
Vitamin & Mineral (A, D, E, K, kalsium, zat besi)
Antibodi (Imunoglobulin) → melindungi dari infeksi
Hormon & Enzim → membantu pertumbuhan optimal
💡 Tahukah Anda? Kandungan ASI dapat berubah menyesuaikan usia dan kebutuhan bayi.
Jenis-Jenis ASI
Kolostrum ASI pertama setelah melahirkan, berwarna kuning keemasan. Kaya protein, vitamin, dan antibodi yang penting untuk kekebalan awal bayi.
ASI Transisi Muncul pada hari ke-3 hingga ke-14, jumlahnya lebih banyak dan komposisinya mulai berubah.
ASI Matur Diproduksi setelah minggu kedua. Terbagi menjadi:
Foremilk (ASI awal yang lebih encer)
Hindmilk (ASI akhir yang lebih kental dan kaya lemak) Bayi perlu mendapatkan keduanya agar kenyang dan berat badan naik.
Mengapa ASI Penting?
Untuk Bayi:
Meningkatkan kekebalan tubuh
Menurunkan risiko infeksi, alergi, dan penyakit kronis
Mendukung perkembangan otak (kaya DHA & ARA)
Memperkuat ikatan emosional dengan ibu
Untuk Ibu:
Membantu pemulihan rahim pasca melahirkan
Mengurangi risiko kanker payudara dan ovarium
Membantu menurunkan berat badan alami
Praktis, ekonomis, dan selalu tersedia
Mempererat bonding dengan bayi
Tips Sukses Menyusui
Sebelum Melahirkan:
Ikuti kelas menyusui atau konsultasi dengan konselor laktasi
Pelajari posisi menyusui yang benar (cradle hold, football hold)
Siapkan bra menyusui dan pompa ASI jika diperlukan
Setelah Melahirkan:
Lakukan skin-to-skin contact untuk merangsang produksi ASI
Susui bayi 8–12 kali sehari
Pastikan pelekatan (latch-on) benar agar puting tidak lecet
Tantangan Umum & Solusinya
Produksi ASI Sedikit: Sering susui bayi, makan bergizi, cukup minum, kelola stres, pijat payudara, gunakan pompa, konsumsi laktogogue (daun katuk, oatmeal, kurma).
Puting Lecet: Perbaiki pelekatan, gunakan krim khusus atau oleskan ASI.
Mastitis: Teruskan menyusui, kompres hangat, segera periksa jika demam.
Cara Penyimpanan ASI yang Benar untuk Menjaga Kualitas Nutrisinya
Berdasarkan rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan berbagai sumber tepercaya, berikut adalah panduan cara menyimpan ASI dan durasi penyimpanannya.
Persiapan Penyimpanan
Cuci Tangan: Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum memerah atau memegang ASI perah.
Wadah yang Tepat: Gunakan wadah yang bersih dan tertutup rapat, seperti kantong ASI khusus atau botol kaca/plastik keras yang bebas BPA. Jangan mengisi wadah sampai penuh, sisakan sedikit ruang karena ASI akan memuai saat membeku.
Beri Label: Beri label pada setiap wadah dengan tanggal pemerahan. Hal ini penting untuk memastikan Anda menggunakan ASI yang paling lama terlebih dahulu (First In, First Out)
Durasi Penyimpanan ASI Perah
Lokasi Penyimpanan | suhu | durasi penyimpanan | catatan |
Suhu Ruang | 25°C atau lebih rendah | 4-6 jam | Jaga agar wadah ASI tidak terkena sinar matahari langsung atau sumber panas |
kotak pendingin ( cooler bag) | Suhu 15°C | Hingga 24 jam | Gunakan kantong es (ice pack) untuk menjaga suhu tetap dingin. |
kulkas (bagian belakang) | 4°C atau lebih rendah | Hingga 3-5 hari | Simpan di bagian paling belakang kulkas, bukan di pintu, karena suhu di pintu lebih sering berubah. |
Freezer Kulkas Satu Pintu | -15°C | Hingga 2 minggu | Wadah ASI bisa disimpan di area freezer kulkas satu pintu. |
Freezer Kulkas Dua Pintu | -18°C | Hingga 3-6 bulan | Suhu yang lebih stabil memungkinkan penyimpanan lebih lama |
Freezer Khusus (Deep Freezer) | -20°C atau lebih rendah | Hingga 6-12 bulan | Ini adalah tempat penyimpanan terbaik untuk jangka panjang. |
Tips Tambahan untuk Penyimpanan ASI
Simpan di bagian belakang kulkas/freezer (suhu lebih stabil).
Bekukan ASI dalam posisi datar (hemat ruang dan mudah disusun).
Beri jarak antar wadah saat membekukan agar cepat beku.
Jangan campur ASI dengan suhu berbeda (misal: ASI segar + ASI beku).
Cara Mencairkan dan Menghangatkan ASI
Cairkan ASI Beku: Pindahkan ASI beku ke dalam kulkas satu malam sebelumnya. Atau, rendam wadah ASI beku dalam air dingin, lalu ganti dengan air hangat.
Hangatkan ASI: Hangatkan ASI yang sudah cair atau ASI dari kulkasdengan merendamnya di dalam air hangat. Jangan pernah menghangatkan ASi di atas kompor atau menggunakan microwave, karena ini dapat merusak nutrisi penting di dalamnya.
ASI yang Sudah Dihangatkan: ASI yang sudah dihangatkan harus dihabiskan dalam waktu 2 jam. Sisa ASI yang tidak habis tidak boleh disimpan kembali dan harus dibuang.
Tanda ASI Sudah Tidak Layak Konsumsi
Bau asam/tengik (ASI normal berbau sedikit manis).
Warna berubah (kuning/krem normal, hijau/merah bisa tanda kontaminasi).
Terpisah tidak menyatu setelah dihangatkan (jika masih normal setelah dikocok, tetap aman).